Hubungan Tingkat Spiritualitas dengan Tingkat Stres Paska Bencana Banjir
DOI:
https://doi.org/10.46815/jk.v13i1.188Kata Kunci:
Bencana Banjir, Spiritualitas, Stress, Penyintas BencanaAbstrak
Kelurahan Semanggi yang terletak di Surakarta merupakan wilayah yang sering terkena banjir saat musim penghujan. Kondisi banjir ini akan menyebabkan dampak fisik dan psikologis. Dampak fisik banjir meliputi adanya korban jiwa, kerusakan infrastruktur, sedangkan dampak psikologis meliputi gangguan kecemasan, stress dan syndrom post trauma. Bencana banjir yang terjadi merupakan kejadian yang tidak bisa di prediksi, sehingga kondisi tersebut sering membuat penyintas perlu beradaptasi baik fisik maupun psikologis. Pada saat terjadi bencana akan menstimulasi otak membentuk persepsi beratnya stres. Kemapuan resilience saat menghadapi stres diperlukan dukungan internal dan eksternal, kepercayaan kepada pencipta dan support sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat spiritualitas dengan tingkat stress pada penyintas paska bencana banjir. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif cross-sectional. Penelitian ini telah dilakukan bulan Maret-Mei 2023 di kelurahan Semanggi RW 10-13 yang terdampak banjir. Populasi dalam penelitian ini adalah warga di RW 10-13 Kelurahan Semanggi sejumlah 1480. Sampel dipilih menggunakan rumus slovin sejumlah 94 responden yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengukuran tingkat stress diukur menggunakan (The Perceived Stress Scale-10) dan kuisioner tentang tingkat spiritualitas (Daily spiritual experience scale). Berdasarkan uji analisis korelasi Korelasi Spearman’rho didaptkan hasil 0,664. Tidak ada hubungan tingkat stress dengan tingkat spiritualitas.
Unduhan
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Norman Wijaya Gati, Berlian Nurtyashesti Kusumadewi, Waluyo, Zaenal Arifin
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.